Kulit menembus ruang dan waktu: sejarah perkembangan dari zaman primitif hingga industrialisasi modern

Kulit adalah salah satu bahan tertua dalam sejarah manusia. Sejak zaman prasejarah, manusia mulai menggunakan bulu binatang untuk dekorasi dan perlindungan. Namun teknologi awal pembuatan kulit sangat sederhana, hanya merendam bulu hewan dalam air lalu mengolahnya. Seiring dengan perubahan zaman, teknologi pembuatan kulit manusia berangsur-angsur berkembang dan meningkat. Dari metode manufaktur awal yang primitif hingga produksi industri modern, bahan kulit memainkan peran yang semakin penting dalam kehidupan manusia.

Pembuatan kulit awal

Pembuatan kulit paling awal dapat ditelusuri kembali ke periode Mesir kuno sekitar 4000 SM. Saat itu, masyarakat merendam bulu hewan dalam air lalu mengolahnya dengan minyak nabati alami dan air garam. Cara pembuatannya sangat primitif dan tidak dapat menghasilkan bahan kulit berkualitas tinggi. Selain itu, banyak tenaga kerja dan waktu yang dibutuhkan dalam proses produksinya. Namun karena ketangguhan dan daya tahan bahan kulit yang kuat, bahan kulit banyak digunakan pada masyarakat kuno untuk membuat pakaian, sepatu, tas, dan barang lainnya.

Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi pembuatan kulit manusia pun berangsur-angsur berkembang. Sekitar tahun 1500 SM, masyarakat Yunani kuno mulai menggunakan teknologi penyamakan kulit untuk mengolah bulu hewan sehingga menghasilkan bahan kulit yang lebih lembut dan tahan lama. Prinsip teknologi penyamakan adalah menggunakan bahan penyamakan untuk mengikat silang kolagen pada bulu hewan sehingga menjadikannya lembut, tahan air, tahan korosi dan sifat lainnya. Metode pembuatan ini banyak digunakan di Timur Tengah dan Eropa kuno dan menjadi metode utama pembuatan kulit kuno.

Pembuatan kulit asli

Kulit asli mengacu pada bahan kulit alami yang terbuat dari bulu binatang. Teknologi pembuatan kulit asli lebih maju dan kompleks dibandingkan dengan pembuatan kulit awal. Proses utama pembuatan kulit asli meliputi: pengupasan bulu hewan, perendaman, pencucian, penyamakan, pewarnaan dan pengolahan. Diantaranya, penyamakan dan pewarnaan merupakan langkah paling penting dalam pembuatan kulit asli.

Dalam proses penyamakan, bahan penyamakan yang biasa digunakan antara lain bahan penyamak nabati, bahan penyamakan krom, dan bahan penyamak sintetik. Diantaranya, bahan penyamakan krom banyak digunakan karena kelebihannya seperti kecepatan pemrosesan yang cepat, kualitas yang stabil dan efek yang baik. Namun air limbah dan residu limbah yang dihasilkan selama penyamakan krom akan mencemari lingkungan, sehingga perlu diolah dan dikelola secara wajar.

Selama proses pewarnaan, kulit asli dapat diwarnai dengan warna berbeda sesuai kebutuhan untuk mendapatkan efek dekoratif dan perlindungan yang berbeda. Sebelum diwarnai, kulit asli perlu dirawat permukaannya agar pewarna dapat meresap sepenuhnya dan menempel pada permukaan kulit. Saat ini, jenis dan kualitas pewarna terus ditingkatkan, sehingga dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan preferensi masyarakat terhadap bahan kulit.

Pembuatan kulit PU dan PVC

Dengan terus berkembangnya teknologi kimia, masyarakat secara bertahap menemukan beberapa bahan sintetis baru yang dapat meniru tampilan dan nuansa kulit asli, serta memiliki plastisitas, kedap air, dan daya tahan yang lebih baik. Bahan sintetis ini terutama mencakup kulit PU (poliuretan) dan kulit PVC (polivinil klorida).

Kulit PU merupakan kulit simulasi yang terbuat dari bahan poliuretan yang memiliki ciri kelembutan, tahan air, tahan aus dan tahan sobek. Cara pembuatannya adalah dengan melapisi bahan poliuretan pada bahan serat atau bukan tenunan, dan membentuk bahan kulit setelah proses penanggalan, penyamakan, pencelupan dan lainnya. Dibandingkan dengan kulit asli, kulit PU memiliki keunggulan biaya rendah dan pengolahan mudah, serta dapat mensimulasikan berbagai warna dan efek tekstur. Hal ini banyak digunakan dalam produksi pakaian, sepatu, furnitur dan produk lainnya.

Kulit PVC merupakan salah satu jenis kulit simulasi yang terbuat dari bahan polivinil klorida yang memiliki ciri kedap air, tahan aus dan mudah dibersihkan. Cara pembuatannya adalah dengan melapisi bahan polivinil klorida pada substrat, kemudian membentuk bahan kulit melalui proses penanggalan, pengukiran, pencelupan, dan proses lainnya. Dibandingkan dengan kulit PU, kulit PVC memiliki keunggulan berupa biaya yang lebih rendah dan ketangguhan yang lebih kuat, serta dapat meniru berbagai warna dan pola. Ini banyak digunakan dalam produksi jok mobil, koper, tas tangan dan produk lainnya.

Meskipun kulit PU dan PVC memiliki banyak kelebihan, namun tetap memiliki beberapa kekurangan. Misalnya, proses produksinya akan menghasilkan sejumlah besar gas dan air limbah berbahaya yang akan mencemari lingkungan. Selain itu, umurnya tidak sepanjang kulit asli, serta mudah pudar dan menua. Oleh karena itu, masyarakat perlu memperhatikan perawatan dan pemeliharaan dalam menggunakan produk kulit sintetis tersebut.

Pembuatan kulit silikon

Selain kulit asli tradisional dan kulit sintetis, bahan kulit jenis baru, kulit silikon, juga bermunculan dalam beberapa tahun terakhir. Kulit silikon adalah kulit buatan yang terbuat dari bahan silikon molekul tinggi dan lapisan serat buatan, yang memiliki keunggulan ringan, tahan lipat, anti penuaan, tahan air, anti pengotoran dan mudah dibersihkan, serta terasa nyaman di kulit.

Kulit silikon memiliki kegunaan yang luas dan dapat digunakan untuk membuat interior mobil, tas, casing ponsel dan produk lainnya. Dibandingkan dengan kulit PU dan PVC, kulit silikon memiliki ketahanan hidrolisis yang lebih baik, tahan UV, tahan semprotan garam dan tahan suhu tinggi dan rendah, serta tidak mudah menua dan pudar. Selain itu, tidak ada gas dan air limbah berbahaya yang dihasilkan selama proses pembuatan kulit silikon, dan polusi terhadap lingkungan juga lebih sedikit.

Kesimpulan

Sebagai bahan kuno dan modis, kulit telah melalui proses perkembangan yang panjang. Dari pengolahan awal bulu hewan hingga kulit asli modern, kulit PU, ​​PVC, dan kulit silikon, jenis dan kualitas kulit terus ditingkatkan, dan cakupan penerapannya terus diperluas. Baik itu kulit asli atau kulit sintetis, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan orang harus memilih berdasarkan kebutuhan dan skenario yang berbeda saat menggunakannya.

Meskipun teknologi produksi modern dan bahan kimia telah menggantikan banyak metode pembuatan kulit tradisional, kulit asli masih merupakan bahan yang berharga, dan rasa serta teksturnya yang unik menjadikannya pilihan pertama untuk produk kelas atas. Pada saat yang sama, masyarakat secara bertahap menyadari pentingnya perlindungan lingkungan dan mulai mencoba menggunakan bahan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk menggantikan kulit sintetis tradisional. Kulit silikon adalah salah satu bahan baru. Ini tidak hanya memiliki kinerja yang sangat baik, tetapi juga memiliki lebih sedikit polusi terhadap lingkungan. Bisa dikatakan material ini sangat menjanjikan.

Singkatnya, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perhatian masyarakat terhadap perlindungan lingkungan, kulit, bahan kuno dan modis, juga terus berevolusi dan berkembang. Baik itu kulit asli, PU, ​​​​kulit PVC, atau kulit silikon, itu adalah kristalisasi dari kearifan dan kerja keras masyarakat. Saya yakin di masa depan, bahan kulit akan terus berinovasi dan berubah sehingga menghadirkan lebih banyak keindahan dan kenyamanan dalam kehidupan manusia.


Waktu posting: 15 Juli-2024